Halaman

Kamis, 31 Mei 2012

ROLE PLAYING, MERUBAH JALAN BUNTU MENJADI SESUATU...




model pembelajaran role playing
role playing



Anak usia sekolah dasar pada umumnya sangat senang apabila pembelajaran di sekolah dapat diterimanya dengan cara bermain. Bermain peran pada prinsipnya merupakan pembelajaran untuk ‘menghadirkan’ peran-peran yang ada dalam dunia nyata dan yang ada dalam cerita ke dalam suatu ‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap peran-peran yang telah mereka mainkan bersama. Misalnya: menilai keunggulan maupun kelemahan masing-masing peran tersebut, mengambil nilai-nilai moral yang baik yang ada dalam cerita untuk ditiru/dicontoh dalam kehidupan sehari-hari,  dan kemudian memberikan saran/ alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut. Untuk siswa usia SD, pembelajaran ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.
Role playing adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang (Jill Hadfield, 1986). Dalam role playing murid dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain itu, role Playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain (Basri Syamsu, 2000).
Dalam role playing murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi tertentu. Belajar efektif dimulai dari lingkungan yang berpusat pada diri murid (Departemen Pendidikan Nasional, 2002). Mata pelajaran Bahasa Indonesia, PKn, dan IPS adalah mata pelajaran yang tepat untuk mempraktekkan metode role playing ini. Misalnya dalam materi kebebasan berpendapat dan berorganisasi, role playing ini sangat cocok digunakanuntuk semua kelas, baik di kelas yang jumlah siswanya banyak maupun sedikit. Materi tersebut akan lebih berhasil disampaikan  jika siswa diberi kesempatan memainkan peran dalam bermusyawarah, melakukan pemungutan suara terbanyak dan bersikap mau menerima kekalahan sehingga dengan melakukan berbagai kegiatan tersebut dan secara aktif berpartisipasi, mereka akan lebih mudah menguasai apa yang mereka pelajari  
pembelajaran dengan role playing sangat bermanfaat bagi peserta didik. selain untuk mempermudah peserta didik dalam menerima materi yang di ajarkan, role playing juga bertujuan untuk melatih mental peserta didik agar peserta didik merasa PD tampil dan berbicara didepan umum.
Role playing juga dapat disampaikan dengan bantuan media ICT. Contoh penggunaan media ICT dalam Role playing antara lain:
  1. Dengan memutarkan rekaman suara atau video dari tape maupun laptop (apabila sekolah memiliki fasilitasnya),
  2. apabila sekolah tidak memiliki fasilitas yang memadai, role playing juga bisa dipraktekkan dengan bantuan gambar dan teks/naskah peran yang telah dipersiapkan guru
role playing bisa dimainkan dengan bantuan naskah ataupun spontan saja. tempat untuk memainkan metode ini juga bebas, bisa in-class atau out-class. so, bagi para guru yang merasa inovatif dan kraetif, role playing ini wajib di praktekkan dalam pembelajaran. selamat mencobaaa......!!!!!!!!!!

pengunggah:
Dyah Nurwiyati
A 510100202 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar