role playing |
Anak usia sekolah
dasar pada umumnya sangat senang apabila pembelajaran di sekolah dapat
diterimanya dengan cara bermain. Bermain peran pada
prinsipnya merupakan pembelajaran untuk ‘menghadirkan’ peran-peran yang ada
dalam dunia nyata dan yang ada dalam cerita ke dalam suatu
‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai
bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap peran-peran yang
telah mereka mainkan bersama. Misalnya: menilai keunggulan
maupun kelemahan masing-masing peran tersebut, mengambil
nilai-nilai moral yang baik yang ada dalam cerita untuk ditiru/dicontoh dalam kehidupan
sehari-hari, dan kemudian
memberikan saran/ alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut. Untuk siswa
usia SD, pembelajaran ini lebih menekankan terhadap masalah yang
diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan
permainan peran.
Role playing adalah
sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus
melibatkan unsur senang (Jill Hadfield, 1986). Dalam role playing murid
dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran
terjadi di dalam kelas. Selain itu, role Playing sering kali dimaksudkan
sebagai suatu bentuk aktivitas dimana pembelajar membayangkan dirinya
seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain (Basri Syamsu,
2000).
Dalam role playing
murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-praktik
berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada situasi tertentu.
Belajar efektif dimulai dari lingkungan yang berpusat pada diri murid
(Departemen Pendidikan Nasional, 2002). Mata pelajaran Bahasa Indonesia, PKn,
dan IPS adalah mata pelajaran yang tepat untuk mempraktekkan metode role
playing ini. Misalnya dalam materi kebebasan berpendapat dan berorganisasi,
role playing ini sangat cocok digunakanuntuk semua kelas, baik di kelas yang jumlah siswanya
banyak maupun sedikit. Materi tersebut akan lebih berhasil disampaikan jika siswa diberi kesempatan memainkan peran dalam bermusyawarah, melakukan
pemungutan suara terbanyak dan bersikap mau menerima kekalahan sehingga dengan
melakukan berbagai kegiatan tersebut dan secara aktif berpartisipasi, mereka
akan lebih mudah menguasai apa yang mereka pelajari
pembelajaran dengan role playing sangat bermanfaat bagi peserta didik. selain untuk mempermudah peserta didik dalam menerima materi yang di ajarkan, role playing juga bertujuan untuk melatih mental peserta didik agar peserta didik merasa PD tampil dan berbicara didepan umum.
Role playing juga
dapat disampaikan dengan bantuan media ICT. Contoh penggunaan media ICT dalam
Role playing antara lain:
- Dengan memutarkan rekaman suara atau video dari tape maupun laptop (apabila sekolah memiliki fasilitasnya),
- apabila sekolah tidak memiliki fasilitas yang memadai, role playing juga bisa dipraktekkan dengan bantuan gambar dan teks/naskah peran yang telah dipersiapkan guru
pengunggah:
Dyah Nurwiyati
A 510100202
Tidak ada komentar:
Posting Komentar